“Sistem yang baik akan menghasilkan
kinerja yang baik”. Begitulah yang dikatakan Susy dalam pada acara
Semiloka Sosialisasi Standar Pelaksanaan Tugas Pemasyarakatan yang
berlangsung 2 s/d 4 Oktober di Banjamasin.
Ketika dihubungi oleh INFO_PAS,
Susy menjelaskan bahwa saat ini Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
(Ditjen PAS) telah memiliki protap yang disusun sejak 2003 yang di
dalamnya memuat tentang prosedur kerja pada Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas), Rumah Tahanan Negara (Rutan), maupun Balai Pemasyarakatan
(Bapas). Selain itu selama kurun waktu 2010 hingga 2011, Ditjen PAS juga
telah berhasil menyusun lebih dari 900 SOP. Seluruhnya dibuat
sesederhana mungkin, baik dari segi pemakaian simbol, alur, serta narasi
agar mudah dipahami dan dilaksanakan. Hal ini juga untuk memberikan
gambaran tentang apa, siapa, dan bagaimana suatu prosedur tugas harus
dilaksanakan para petugas Pemasyarakatan.
“Kita akui implementasinya belum sesuai
yang diharapkan karena terkendala berbagai masalah. Dari masalah SDM,
sarana prasarana, struktur bangunan, dan juga partisipasi masyarakat
serta budaya masyarakat setempat, “ ujar Sesditjen PAS.
Dalam acara yang dihadiri oleh seluruh
Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Unit Pelaksanan Teknis Pemasyarakatan
wilayah Kalimantan, Susy mengharapkan SOP yang telah disusun dapat
dipahami dan diimplementasikan.
“Kita akan terus mengembangkan dan
menyempurnakan SOP yang ada. Dan semoga standar pelaksanaan tugas yang
telah dibuat tidak hanya menjadi dokumen semata, tetapi benar-benar
dapat dipahami dan diimplementasikan”, kata Susy Susilawati.
Semiloka Sosialisasi Standar Pelaksanaan
Tugas Pemasyarakatan ini juga dihadiri Wakil Menteri Hukum dan HAM
(Wamenkumham) Denny Indrayana. Dalam kesempatan tersebut, Wamenkumham
mengingkatkan pentingnya pemberantasan Halinar (HP, pungli, narkoba) di
lapas/rutan demi mewujudkan pemasyarakatan yang profesional dan lebih
baik.
“Untuk mewujudkan Pemasyarakatan yang
bebas Halinar, kita harus memiliki inisiatif dan niat untuk melakukan
pembenahan”, ucap Denny.
Walaupun masih ditemui kendala
dilapangan, namun Denny percaya para Kalapas dan Karutan di seluruh
Kalimantan merupakan orang-orang terpilih yang bisa melakukan pembenahan
serta mewujudkan Pemasyarakatan yang bebas Halinar.
"Saya yakin Bapak dan Ibu adalah pionir,
orang-orang terpilih. Jadi Pemasyarakatan di Kalimantan bisa kita jaga
jadi lebih baik," jelasnya.