INFO_PAS. National Technical Officer HIV Cooperation Program for Indonesia (HCPI), Alia Hartati mengemukakan bahwa Lapas model merupakan strategi baru dalam proses pembelajaran penanganan narapidana terkait HIV/AIDS dan penyalahgunaan narkotika secara komprehensif.
“Sebelas Lapas model telah ditetapkan
Ditjen PAS untuk meningkatkan akses layanan kesehatan,” ujar Alia
ketika memberikan materi dihadapan 68 Kalapas/Karutan dan Tim AIDS,
di Arion Swiss Belhotel, Bandung .
Dikatakannya Lapas model tersebut akan
menjadi pusat pembelajaran bagi unit pelaksana teknis Pemasyarakatan
disekitarnya, agar dapat menjalankan program HIV-AIDS dan penyalahgunaan
narkotika secara komprehensif dan berkesinambungan. Layanan kesehatan
komprehensif meliputi, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi), layanan
dasar, layanan HIV, IMS (Infeksi Menular Seksual), PTRM (Program Terapi
Rumatan Metadon) dan Kesehatan Jiwa.
“Saat ini kita sedang susun finalisasi pedoman bagaimana Lapas model dijalankan,” ujarnya.
Alumni Fakultas Kedokteran Tri Sakti ini
berharap Lapas model ini akan muncul Lapas model-Lapas model lain dalam
upaya peningkatan kesehatan di Lapas/Rutan.
Adapun Lapas yang ditunjuk sebagai Lapas model adalah:
- Lapas Narkotika Cipinang , DKI Jakarta
- Lapas Narkotika Banceuy , Bandung, Jawa Barat
- Lapas Pemuda Tangerang, Banten
- Lapas Narkotika Yogjakarta , DI Yogyakarta
- Lapas Klas I Gedung Pane, Semarang Jawa Tengah
- Lapas Klas I Madiun, Jawa Timur
- Lapas Kerobokan, Denpasar Bali
- Lapas Narkotika Sungguminasa, Sulawesi Selatan
- Lapas Samarinda, Kalimantan Timur
- Lapas Batam, Kepulauan Riau
- Lapas Klas 1 Medan, Sumatera Utara.
Di akhir penyampaian materinya, Alia
Hartati berharap Lapas model ini ada ditiap propinsi dan Lapas model
yang telah ditunjuk dapat berbagi pengalaman ke Lapas lain. (AH)